Pada Suatu Kisah
Pada suatu
tempat di suatu hari yang lalu, seorang raja mengumpulkan rakyat-rakyatnya,
termasuk para pejabat kerajaan, bahkan pelayan istana pun dikumpulkan. Setelah
semua berkumpul, maka sang raja mengambil sebuah permata kerajaan yang paling
indah & paling mahal harganya. Kemudian sang raja memerintahkan kepada siapa pun di antara yang
hadir yang bersedia untuk memecahkan permata tersebut, setelah ditunggu
beberapa saat, ternyata tidak ada satu pun di antara rakyat & pejabat
kerajaan yang bersedia menghancurkannya, dalam hati mereka ada perasaan sayang
& keinginan untuk memiliki (mana tau jika tidak dihancurkan, mungkin
permata itu akan diberi kepada salah seorang dari mereka, & masing-masing
berharap dialah yang mendapat keberuntungan itu).
Pada saat mereka
saling pandang satu sama lain, maka majulah sang pelayan istana dengan
keyakinan penuh dia pukulnyalah permata tersebut hingga hancur, orang-orang pun
berebut untuk mengambil pecahan permata tersebut, termasuk para pejabat istana,
kecuali si pelayan & raja itu sendiri yang tidak ikut memungut pecahan
permata tersebut.
Maka raja pun bertanya kepada sang pelayan, "Kenapa kamu begitu beraninya
menghancurkan benda kesayangan kerajaan ini...?" Sang pelayan menjawab,"Perintah
raja lebih tinggi dari semua harta benda milik kerajaan...
Begitulah perumpamaan hidup kita
didunia ini, kita tak lebih dari pelayan kerajaan tersebut, tugas utama kita
adalah menghamba kepadaNya, bukan kepada selainNya.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan
tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku..."
(QS. Adz-Dzariyat: 56). Apapun
yang di dunia ini seharusnya tidak ada yang lebih kita pentingkan selain dari
perintahNya. Apapun yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah Ta'ala, &
Allah Ta'ala ada di atas segala sesuatu.
Sayangnya,
disinilah manusia sering lalai...
Ibarat para pejabat istana tadi,
kita sibuk memungut “serpihan-serpihan”, sibuk dengan perkara-perkara dunia,
hingga sering lupa bahwa perintah Allah Ta'ala ada di atas segala-galanya, karena
Dia-lah yg telah menciptakan semua itu.
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ
وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا
وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ
إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ
فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي
الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Katakanlah,
jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu,
kekayaan ygang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya dan
rumah-rumah tempat kediamanmu yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah
& RasulNya dan berjihad dijalanNya, maka tunggulah keputusan Allah. Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq." (QS. At-Taubah: 24).
Saudara-saudaraku...
Aku menceritakan ini bukan hendak menasehati orang
lain, sama sekali bukan perkara orang lain, tapi terutamanya adalah untuk diri sendiri,
karena aku merasa akulah yang paling pantas di nasehati seperti ini.
Ada pun sebab kuceritakan
adalah, mana tau di antara yang membaca ada yang membutuhkannya untuk bahan
renungan atau hendak mengambil hikmah darinya, maka dengan senang hati aku
berbagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar