Selasa, 03 Juni 2014

Pada Suatu Kisah

Pada suatu tempat di suatu hari yang lalu, seorang raja mengumpulkan rakyat-rakyatnya, termasuk para pejabat kerajaan, bahkan pelayan istana pun dikumpulkan. Setelah semua berkumpul, maka sang raja mengambil sebuah permata kerajaan yang paling indah & paling mahal harganya. Kemudian sang raja memerintahkan kepada siapa pun di antara yang hadir yang bersedia untuk memecahkan permata tersebut, setelah ditunggu beberapa saat, ternyata tidak ada satu pun di antara rakyat & pejabat kerajaan yang bersedia menghancurkannya, dalam hati mereka ada perasaan sayang & keinginan untuk memiliki (mana tau jika tidak dihancurkan, mungkin permata itu akan diberi kepada salah seorang dari mereka, & masing-masing berharap dialah yang mendapat keberuntungan itu).

Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa



        Alkisah, ada sorang bapak setengah baya sedang duduk di depan teras rumahnya. Tatapannya tidak bergeming memperhatikan seekor ulat yang sedang berusaha keluar dari lubang sempit kepompongnya. Tubuh ulat berusaha sekuat tenaga melewati lubang sempit di ujung kepompong dan sangat kepayahan. Melihat kejadian itu sang bapak merasa iba, rasa kasihannya muncul melihat penderitaan sang ulat. Serta merta masuklah sang bapak kerumahnya lalu kembali dengan membawa gunting. Dengan hati-hati dipotongnya ujung kepompong tersebut sehingga lubangnya menjadi besar, sang ulat pun bias keluar dengan mudahnya. Jatuhlah sang ulat ke tanah, badannya kelihatan lemas dan berair.
       Lama sang bapak memperhatikan tubuh ulat yang tergolek ditanah. Harapan dalam hatinya adalah sang ulat segera bergerak dan beranjak naik ke atas pohon untuk mengunyah daun-daun muda yang hijau. Tetapi harapan sang bapak tidak kunjung datang, sebaliknya sang ulat semakin tidak berdaya, badannya menggelembung dan akhirnya mati.